Mari menyenangkan hatiNya

image

Menyenangkan hati Tuhan.

Lagu lama yang sering saya nyanyikan dalam devotion saya adalah lagu dengan chorus sebagai berikut:

“MenyenangkanMu, senangkanMu
Hanya itu kerinduanku.”

Saya diajar bahwa kita “wajib” menyenangkan hati Tuhan. Kalau kita gagal, maka Tuhan tidak akan suka dengan kita, tidak mengasihi kita lagi, dan bahkan kita bisa dianggap menghujat Roh Kudus, dan akan terhilang selama lamanya. Pengajaran semacam ini menjadi momok dalam hidup saya, dan setiap kali saya begitu berhati hati, bukan saja dalam perbuatan saya, tetapi juga menjaga hati dan pikiran, agar jangan sampai Tuhan meninggalkan saya karena dia tidak kerasan tinggal didalam seorang yang tidak dapat selalu menyenangkan hatiNya.

Kemudian datang pengajaran yang berkata kita tidak perlu menyenangkan Dia, karena Tuhan sudah senang dengan kita. Karena Yesus tinggal didalam kita, dan kita didalamDia, maka yang dilihat Tuhan adalah Yesus, dan Yesus selalu menyenangkan hati Tuhan. Namun pengajaran seperti ini sangat oversimplified dan tidak ada dasar alkitabnya yang jelas. Sepertinya kita ini bukan individu dimana Tuhan juga individu, tetapi kita menjadi masuk dalam kelompok yang di sukai Tuhan.

Saya percaya, walaupun kita adalah anggota dari tubuh Kristus, kita adalah individu individu yang diperlakukan sebagai individu. Menyenangkan hati Tuhan berbeda dengan berusaha agar Tuhan mengasihi kita. Kasih Tuhan tidak akan berkurang maupun bertambah dengan perbuatan kita, tetapi Tuhan bisa kecewa dan suka dengan keadaan kita.

Didalam Injil kasih karunia bagaimana kita dapat menyenangkan Tuhan?

IMAN
Barangkali di seluruh Alkitab tidak ada ayat yang lebih jelas dalam hal menyenangkan hati Tuhan.
Ibrani 11:(6) Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan (menyenangkan) kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
Banyak yang mengajar untuk menyenangkan Tuhan kita harus berbuat begini dan begitu. Tentu berbuat baik adalah hal yang baik. Tetapi kita perlu tau apa yang benar benar dapat menyenangkan hatiNya, yaitu dengan Iman.

Pada suatu hari orang banyak menemui Yesus, dan merek bercakap cakap dengan Dia. Mereka bertanya, pekerjaan apakah yang perlu mereka lakukan untuk Tuhan. Kemudian Yesus menjawab di Yohanes 6: 29) Jawab Yesus kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Tampak disini bahwa IMAN dan PERCAYA adalah sangat penting bagi Tuhan.

BERJALAN DALAM ROH

Roma 8:(8) Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. (9) Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.

Agar kita bisa berkenan, kita harus hidup dapat Roh, bukan daging. Kebanyakan orang menafsirkan bahwa hidup dalam daging adakah hidup dalam dosa. Memang orang yang hidup dalam dosa, menunjukkan bahwa dia hidup dalam daging, Tetapi ayat diatas tidak berbicara mengenai dosa.Jika Roh Allah diam didalam kita, maka kita TELAH hidup didalam Roh“. Sebenarnya tidak ada yang perlu kita lakukan kecuali percaya bahwa kita sudah tidak hidup didalam daging lagi. Kembali IMAN berperan disini.

HAPPY

Mungkin hal ini kedengaran sangat tidak rohani. Disana sini ada satu dua ayat yang seolah olah menginginkan kita menderita bagi Kristus. Namun kalau kita bisa menyerap apa ya g tersirat di Injil, maka kita akan tau bahwa ketika kita bahagia, hal itu akan menyenangkan hatiNya.
Kalau bapa di dunia saja tidak memberi batu, ketika anak minta roti, maka Bapa kita juga akan memberi yang terbaik bagi kebahagiaan kita. Sewaktu anak anak kamu kecil, saya sungguh senang kalau mereka senang mendapat mainan yang baru. Waktu mereka remaja mereka bermain game yang saya tidak terlalu suka bersama teman temannya, tertawa-tawa happy, saya juga ikut merasa senang. Sewaktu istri anak saya melahirkan, saya melihat wajah anak saya ketika menggendong anaknya yang penuh kebahagiaan, saya sungguh merasa senang.

Matius 5:(3) “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (4) Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. (5) Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. (6) Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. (7) Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. (8) Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. (9) Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (10) Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (11) Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. (12) Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.”

TUHAN INGIN KITA BAHAGIA DAN KEBAHAGIAAN KITA MEMBAHAGIAKAN DIA. Kalau kita perhatikan, keadaan setelah kata “karena” adalah janji Tuhan bagi kita, sedangkan kata kata sebelah kiri “karena” mengatakan agar kita merasa berbahagia walaupun menghadapi berbagai tantangan, karena ada janji yang luar biasa yang akan atau sudah kita terima. Upah kita besar disurga, maka itu walaupun hidup kita penuh tantangan, maka kita bisa berbahagia karena kita tau apa yang dijanjikan Tuhan.

Ketika kita berbuat dosa, perbuatan kita tidak akan pernah bisa menyakiti Tuhan. Ketika dosa membuahkan hasilnya, yaitu penderitaan baik bagi yang berbuat atau orang lain, maka penderitaan itu yang akan menyedihkan hati Tuhan. Dia tidak mau kita berbuat dosa bukan karena dia tersinggung dengan ketidak taatan kita, tetapi Dia tidak mau kita menderita akibat dosa itu.

Ketika saya berencana menulis artikel ini, saya ingin mengajak pembaca untuk mengembalikan kasih yang kita terima dengan menyenangkan hatiNya. Namun ketika menyelidiki dan merenungkan firman Tuhan, maka saya semakin sadar akan kasihNya yang tidak bersyarat. Semua yang Dia lakukan bukan untuk kepentinganNya, tetapi untuk kepentingan kita.

Leave a comment